Usaha yang dilakukan untuk Menurunkan Angka Kesakitan & Kematian pada Bayi

Indikator MDGs ke Empat : Menurunkan Kematian Anak

Polewali Mandar Sulawesi Barat @arali2008.– Dalam MGDs yang telah disepakati para pimpinan dunia, ada 8 tujuan (GOALs) yang ingin dicapai diantara tahun 1999-2015. Untuk mencapai 8 tujuan MDGs ini harus jelas definisi dan konsep indikator yang akan digunakan, pada postingan sebelumnya penulis telah memaparkan pencapaian MDGs untuk penurunan kematian anak di Polewali Mandar. Namun bagaimana penggunaan indiktornya (terutama definisi dan konsepnya) belum dijelaskan pada postingan tersebut, berikut penulis memposting indikator pencapaian MDGs untuk menurunkan angka kematian anak. Targetnya selama tahun 1990 – 2105  setidaknya dapat menjadi pedoman untuk daerah lain  dalam menurunkan angka kematian balita sebesar dua per tiganya. Untuk mencapai target ini ada dua indikator dibuat yaitu
  • Indikator global atau nasional untuk memonitoring pencapaian Target ke empat yaitu angka kematian balita, angka kematian bayi  dan proporsi campak pada bayi yang telah mencapai usia 1 tahun.
  • Indiktor lokal untuk memonitoring pencapaian target keempat yaitu pemantauan terhadap pencapaian target MDGs untuk tingkat lokal kabupaten/kota dan kecamatan yang dapat dilakukan dengan indikator proksi tertentu.
Berikut penjelasan kedua(Indikator global dan lokal)  indiktor tersebut

INDIKATOR GLOBAL ATAU NASIONAL
UNTUK MEMONITORING PENURUNAN ANGKA KEMAATIAN ANAK

Angka Kematian Balita (AKABA)

AKABA adalah jumlah anak yang dilahirkan pada tahun tertentu dan meninggal sebelum mencapai usia 5 tahun, dinyatakan sebagai angka per 1000 kelahiran hidup. Nilai normatif Akaba > 140 sangat tinggi, antara 71 – 140 sedang dan <20 rendah.
Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKABA kerap dipakai untuk mengidentifikasi kesulitan ekonomi penduduk. Mengingat kegiatan registrasi penduduk di Indonesia belum sempurna sumber data ini belum dapat dipakai untuk menghitung AKABA. Sebagai gantinya AKABA dihitung berdasarkan estimasi tidak langsung dari berbagai survei.
Definisi Operasional Kematian Balita  dapat diurakan sebagai  Kematian yang terjadi pada balita sebelum usia lima tahun Rumusnya
akaba
Sumber datanya dapat melalui Survey dan atau Catatan data kematian balita yang meninggal di sarana kesehatan

Angka Kematian Bayi (AKB)

AKB adalah banyaknya bayi yang meninggal sebelum mencapai usia 1 tahun AKB per 1000 kelahiran hidup pada tahun yang sama. Nilai normatif AKB kurang dari 40 sangat sulit diupayakan penurunannya (hard rock), antara 40-70 tergolong sedang namun sulit untuk diturunkan, dan lebih besar dari 70 tergolong mudah untuk diturunkan.  Indikator ini terkait langsung dengan target kelangsungan hidup anak dan merefleksikan kondisi sosial, ekonomi dan lingkungan anak-anak bertempat tinggal termasuk pemeliharaan kesehatannya. AKB cenderung lebih menggambarkan kesehatan reproduksi dari pada Akaba. Meskipun target program terkait khusus dengan kematian balita, AKB relevan dipakai untuk memonitor pencapaian target program karena mewakili komponen penting pada kematian balita.

Definisi operasional dari angka kematian bayi terdahulu harus diketahui  yaitu pengertian dari “Lahir Mati” yaitu Kelahiran seorang bayi dari kandungan yang berumur paling sedikit 28 minggu tanpa menunjukkan tanda-tanda kehidupan. Kemudian Kematian Bayi yaitu Kematian yang terjadi pada bayi sebelum mencapai usia satu tahun.
Rumusnya
akby
Sumber datanya dapat melalui survei atau catatan data kematian bayi yang meninggal di sarana kesehatan

Proporsi imunisasi campak (PIC) pada anak yang berusia 1 tahun

PIC adalah perbandingan antara banyaknya anak berumur 1 tahun yang telah menerima paling sedikit satu kali imunisasi campak terhadap jumlah anak berumur 1 tahun, dan dinyatakan dalam persentase. Indikator ini merupakan suatu ukuran cakupan dan kualitas sistem pemeliharaan kesehatan anak di suatu wilayah. Imunisasi adalah unsur penting untuk mengurangi kematian balita.
Rumusnya
bayi diiumnisasi
Sumber datanya dapat diperoleh melalui Catatan Program Imunisasi di Puskesmas atau Form LB3 dan atau Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
INDIKATOR LOKAL  UNTUK MEMONITORING KEMAJUAN
KABUPATEN DAN KECAMATAN
Angka kematian anak dan angka kematian bayi untuk tingkat Kecamatan tidak tepat jika diperoleh dari survey yang berskala nasional. Hal ini karena rancangan sampel diperuntukkan untuk menggambarkan angka kematian anak dan bayi tingkat Kabupaten dan atau tingkat propinsi. Sehubungan dengan hal tersebut, maka untuk menggambarkan angka kematian anak dan angka kematian bayi digambarkan dengan indikator program yang dilaksanakan dalam upaya menurunkan angka kematian balita dan angka kematian bayi, antara lain persentase BBLR, cakupan kunjungan bayi, persentase pemberian vitamin A, cakupan pemberian ASI eklusif, pemantauan pertumbuhan menggunakan data SKDN.
Berikut ini adalah definisi operasional, rumus dan sumber data indikator tersebut.
Persentase Bayi dengan Berat Badan Lahir Rendah (BBLR)
Definisi Operasionalnya yaitu  Bayi dengan BBLR adalah keadaan bayi lahir dengan berat badan (BB) < 2500 gram yang ditimbang pada saat lahir atau hari ke 7 setelah lahir Rumusnya
bblr
Perlu diingat BBLR sebagai masalah kesehatan masyarakat apabila prevalensi ≥ 5 %
Sumber data dapat diperoleh Catatan Program Gizi di Puskesmas (PWS Gizi, & LB3 KIA) dan atau Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (PWS Gizi, SIRS/RB)

Presentase Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah)

Definisi Operasionalnya yaitu Balita dengan BGM (Bawah Garis Merah) adalah Balita dengan berat badan menurut umur (BB/U) berada pada dan di bawah garis merah pada KMS
Rumusnya
bgm
Sumber datanya berupa Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi) dan atau Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (LB3 Gizi, PWS Gizi)

Pemantauan Pertumbuhan menggunakan data SKDN

SKDN adalah singkatan dari pengertian kata-katanya yaitu
  • S adalah Seluruh balita yang ada di wilayah kerja
  • K adalah jumlah balita yang terdaftar dan memiliki KMS atau buku KIA
  • D adalah jumlah seluruh balita yang Ditimbang
  • N adalah balita yang Naik berat badannya sesuai dengan garis pertumbuhan
Rumusnya
skdn
Catatan: Presentase N/D merupakan indikator keberhasilan program Sumber datanya dapat diperoleh Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi) dan atau Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (LB3 Gizi/ PWS Gizi)

Cakupan Kunjungan Bayi

Definisi Operasional yaitu Kunjungan Bayi adalah kunjungan bayi (umur 1-12 bulan) termasuk neonatus (umur 1-28 hari) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 4 kali (bayi), 2 kali (neonatus) di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Kunjungan Neonatus adalah kunjungan neonatus (umur 1-28 hari) untuk memperoleh pelayanan kesehatan sesuai dengan standar oleh dokter, bidan, perawat yang memiliki kompetensi klinis kesehatan, paling sedikit 2 kali di satu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu.
Rumusnya
kunjuangan bayi
neonatus
Sumber datanya berupa Catatan Program Kesehatan Ibu dan Anak di Puskesmas atau Form LB3 dan atau Program Kesehatan Ibu dan Anak Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Cakupan pemberian vitamin A pada balita

Definisi Operasional yaitu Balita mendapat kapsul Vit.A, 2 kali/tahun adalah Bayi umur 6-11 bulan mendapat kapsul vitamin A -1 kali dan anak umur 12-59 bulan mendapat kapsul vitamin A dosis tinggi 2 kali per tahun di suatu wilayah kerja pada kurun waktu tertentu
Rumusnya
vita a
Sumber datanya dapat diambil pada Catatan Program Gizi di Puskesmas atau Form LB3 dan atau Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota

Persentase Pemberian Air Susu Ibu (ASI) Eksklusif

Definisi Operasional yaitu Pemberian ASI Ekslusif adalah pemberian hanya Air Susu Ibu saja kepada bayi sejak lahir sampai berumur 6 bulan tanpa makanan atau minuman lain, kecuali obat, vitamin dan mineral
Rumusnya
asi
Perlu diperhatikan Target cakupan pemberian ASI Ekslusif 0-6 bulan tahun 2010 adalah 80 %
Sumber datanya berupa Catatan Program Gizi di Puskesmas (LB3 Gizi, LB3 KIA, Kohort ASI) dan atau Program Gizi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota (LB3 Gizi, LB3 KIA)

Desa/kelurahan Universal Child Imunization

Definisi Operasional yaitu Desa /kelurahan Universal Child Immunization (UCI) adalah Desa atau Kelurahan UCI adalah desa/kelurahan dimana ³ 80% dari jumlah bayi yang ada di desa tersebut sudah mendapat imunisasi dasar lengkap pada satu kurun waktu tertentu.
Imunisasi dasar Lengkap adalah imunisasi dasar lengkap pada bayi meliputi: 1 dosis BCG, 3 dosis DPT, 4 dosis Polio, 4 dosis Hepatitis B, 1 dosis DPT dan atau DPT/HB ( telah dilaksanakan di seluruh Indonesia mulai tahun 2007), 1 dosis Campak.  Pada ibu hamil dan wanita usia subur meliputi 2 dosis TT. Untuk anak sekolah tingkat dasar meliputi 1 dosis DT, 1 dosis campak dan 2 dosis TT.
Rumusnya
uci
Sumber datanya dapat diperoleh Catatan Program Imunisasi di Puskesmas atau Form LB3 dan atau Program Imunisasi Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota
Perlu diketahui MDGs Merupakan kesepakatan tujuan pembangunan yang disarikan dari berbagai konferensi dan pertemuan tingkat dunia sepanjang dekade 1990, yang bermuara pada dikeluarkannya Deklarasi Millenium pada tahun 2000. Berangkat dari Deklarasi tersebut maka United Nation on Development Programme (UNDP) telah bekerja sama dengan departemen PBB lainnya, Bank Dunia, Dana Moneter Internasional (IMF), dan the Organization for Economic Cooperation and Development (OECD) untuk menyepakati tujuan, target, dan indikator yang terukur untuk menilai kemajuannya.
Keseluruhannya dari Millenium Development Goals terdiri dari 8 tujuan, 18 target, dan lebih dari 40 indikator, Pada tahun 2002 Pemimpin dunia telah menyepakati pencapaian  Millenium Development Goals yang selanjutnya disingkat MDGs. Tujuan Pembangunan Millenium (MDGs) ini  harus dicapai dalam kurun waktu 1990-2015, Pertama ; Memberantas kemiskinan dan kelaparan, Kedua ; Mewujudkan pendidikan dasar, Ketiga ; Meningkatkaan kesetaraan gender dan pemberdayaan perempuan, Keempat; Mengurangi angka kematian bayi, Kelima ; Meningkatkan kesehatan ibu, Keenam; Memerangi HIV/AIDS, malaria, dan penyakit lainnya, Ketujuh ; Pengelolaan lingkungan hidup yang berkelanjutan dan Kedelapan ; Mengembangkan kemitraan global dalam pembangunan.